Asyiknya Ngabakso di Bakso Djando Guntursari Bandung

 
nyiomas.my.id

Asyiknya Ngabakso di Bakso Djando Guntursari Bandung

“Kangen ngabakso,” jawab seorang teman yang sedang berkelana di luar pulau Jawa,  dalam obrolan via aplikasi WhatsApp. Kami sedang mengobrol tentang “ngabakso” atau jajan bakso yang jadi favorit urang Bandung. Ngabakso jauh lebih disukai dibanding jajan seblak, ngalotek (jajan lotek), serta jajanan khas Bandung lainnya. 

Saking addictnya, di hari Lebaran, penjual bakso diserbu pembeli, mereka kurang suka hidangan Lebaran yang serba bersantan.

Gak heran ketika Blogger Bandung mendapat undangan ngabakso  dalam rangka soft opening Bakso Djando Guntursari,  di Jalan KH Ahmad Dahlan Bandung kami pun serempak menanggapi: “Asyikkk…ngabakso!”

Ya, berburu kuliner bakso menjadi aktivitas mengasyikan. Terlebih Bakso Djando Guntursari merupakan satu-satunya bakso djando di Bandung. Selama ini hunter kuliner Bandung hanya mengenal sate jando, baru tau djando untuk bakso.

Djando (dibaca: jando), salah satu bagian daging sapi yang khas kuliner Bandung pisan. Merupakan bagian tubuh sapi yang berwarna putih kekuningan. Dulu, saya mengira jando tuh lemak sapi. Ternyata bukan! Jando enggak meleleh jika dimasak dengan suhu tinggi. Karena jando merupakan bagian payudara sapi. Paling tidak begitu hasil searching di Abang Google.

Baca juga:
Leunca, Hidangan Lezat dari Tanah Pasundan

Endeusnya Kuliner Gorontalo di Launching Buku Sambal Roa– Ragam, Resep dan Rupiah

Daftar Isi:

  • Sekilas  Jando dan Nostalgia Jalan KH Ahmad Dahlan, Bandung
  • Melongok Dapur Bakso Djando Guntursari Bandung
  • Lezatnya Bakso Djando Guntursari Bandung

Demikian pula alamat Bakso Djando Guntursari di jalan KH Ahmad Dahlan Bandung, semula bikin bingung. Puluhan tahun jadi warga Bandung, beberapa kali berpindah lokasi kost, saya jadi lumayan kenal dan Insya Allah gak mudah kesasar.

Setelah searching melalui Google Maps, saya baru ngeh bahwa yang dimaksud adalah Jalan Banteng Bandung. Wah, ini mah playground saya semasa muda atuh!😀😀

Kuliah sambil kerja membuat saya memutuskan kost di dekat kampus Uninus, jalan Terusan Halimun Bandung. Jalan Palasari yang merupakan salah satu persimpangan Jalan Banteng, menjadi alamat kost pertama, sebelum kemudian pindah ke Jalan Burangrang, dan akhirnya ke Jalan Guntur, Bandung.

Karena sering “beredar” di sekitar jalan bernama gunung-gunung-an yang berdampingan dengan jalan bernama hewan berukuran besar (Jalan Banteng, Jalan Gajah), mau gak mau kawasan terebut menjadi area lari pagi, cari kulineran (yang dulu masih langka), serta hunting buku di Jalan Palasari, Bandung.

Mellow pastinya melewati jalan-jalan penuh kenangan tersebut. Sekaligus happy, karena pembangunan begitu massif. Jalan Banteng (yang kemudian berubah nama menjadi Jalan KH Ahmad Dahlan) yang dulu sepi, kini semarak .

  

nyiomas.my.id


Melongok Dapur Bakso Djando Guntursari Bandung

Apa keunikan Bakso Djando Guntursari ?

Pertanyaan ini muncul karena banyak banget penjual bakso di Kota Bandung. Jadi penasaran keunikannya yang bakal  bikin penggemar ketagihan ngabakso di sini.

Sebelum menjelaskan bakso djando, Teh Ulfah sebagai perwakilan Bakso Djando Guntursari menerangkan tentang  3 macam bakso yang umum ditemukan di Kota Bandung, yaitu bakso ala Chinese, bakso Solo dan bakso Bandung/cuankie.

nyiomas.my.id

Nah Bakso Djando Guntursari masuk aliran bakso Solo yang terkenal gurih dan bikin ketagihan.

Bedanya, Bakso Djando Guntursari gak pakai micin (MSG). Kuah kaldu dibuat dari tulang sumsum sapi berkualitas. Proses dimulai dari membuang rebusan pertama, kemudian dimasak hingga sumsum sapi menjadi kaldu. 

Untuk memperoleh kaldu sapi tidak berbau prengus, rasanya umami tapi tetap bening. Team Bakso Djando Guntursari melakukan eksperimen tak kurang dari satu (satu) tahun lamanya.

Demikian pula dengan bakso, komposisi tepung hanya 10 % yang berfungsi mengikat adonan daging sebanyak 90 %, agar bakso lebih terasa dagingnya yang gurih.

Agar selalu terjamin kualitasnya, Bakso Djando Guntursari memproduksi sendiri bakso, sosis, dimsum dan mie, kecuali bahan lain seperti sohun yang dipasok dari Solo.

Nah, karena pemiliknya muslim, maka terjamin kehalalannya dong ya? Walau demikian Bakso Djando Guntursari tetap mengajukan sertifikasi halal  yang diperkirakan akan keluar sekitar 6 bulan mendatang (prosedurnya seperti itu)

 

nyiomas.my.id


Lezatnya Bakso Djando Guntursari Bandung

Ambience yang nyaman dan menyenangkan menyambut kedatangan kami ketika menjejak halaman resto Bakso Djando Guntursari Bandung. Tempat parkir cukup luas, dan warna putih mendominasi fasad resto dengan tulisan berwarna hijau.

Begitu memasuki resto, di bagian kiri nampak area assembly-serve food atau open kitchen, tempat kita bisa melihat dan memilih berbagai toping, yaitu tulang rangu (tulang muda yang empuk), ceker ayam, babat, tetelan sapi serta pastinya djando yang menggugah selera.

nyiomas.my.id

Untuk pilihan bakso, ada tiga (3) jenis bakso, yaitu bakso halus, bakso cincang, dan bakso urat.

Selain itu juga telah siap 3 macam karbo pelengkap bakso, yaitu mie (terbuat dari tepung gandum), sohun biru (terbuat dari pati singkong) yang berasal dari Solo, serta bihun (terbuat dari tepung beras).

  
nyiomas.my.id


Bingung memilih menu?

Tenang, pegawai resto akan  menjelaskan dengan ramah, seperti ketika saya ingin yamin dan semua toping, maka saya dipandu untuk memesan yamin spesial toping. Dan rupanya banyak penyuka yamin, karena Nuy dan Rafa juga memesan yamin, bedanya Rafa lebih suka yamin manis. 

Sedangkan Nugie memilih mie bakso kuah komplet, saking kompletnya kelihatan penuh dan banyak banget. 😋😋

Nugie juga yang mengingatkan untuk memesan dessert, juga berbagai toping tambahan (termasuk pangsit goreng) dan pastinya minuman. Saya memesan matcha ice, Rafa memilih lychee ice, Nugie memilih berry lemonade, sedangkan Nuy memesan soda gembira yang direkomendasikan The Ulfah.

nyiomas.my.id

Bagaimana rasanya?

Top markotop kata almarhum Bondan Winarno. Mie-nya sesuai selera saya, teksturnya lembut,  kecil-kecil dan gurih. Rasanya pun pas. Padahal biasanya saya rewel nambahin kondimen. Tentu saja sambal cabai rawit mah harus pakai ya? 

Saking lezatnya dalam sekejap saya menghabiskan mie-nya. Cukup aneh, karena sejak diet, kapasitas perut berkurang, sehingga biasanya gak bisa ngehabisin satu (satu) porsi yamien.😭😭

Bakso halus-nya dengan segera tandas, dilanjut bakso urat dan bakso cincang yang ukurannya besar-besar. Nah, baru deh mulai kerasa kenyang dan kecepatan melahap pun berkurang.

nyiomas.my.id

Padahal dessert-nya yaitu siomay-nya gak kalah yummy, lho. Cara makan dengan dicocol ke chillie oil. Disediakan sih, tapi bisa nambah dari deretan toples berisi sambal cabai rawit, chillie oil dan garlic oil yang berjejer di meja.

Oiya mau nambah kerupuk juga bisa. Ada beberapa macam kerupuk yang lupa saya coba karena keasyikan menyantap bakso sampai tandas.

Leyeh-leyeh sambil ngobrol dan mencemili dessert, gak kerasa waktu berlalu, tiba waktunya shalat dzuhur. Pemilik Bakso Djando Guntursari, yaitu Bapak Hendrik dan Ibu Linda, rupanya paham untuk menyiapkan sarana shalat yang bersih dan nyaman, walau berarti harus mengambil sebagian ruang resto.

nyiomas.my.id

 

Walau banyak ornament di dinding, namun owner Bakso Djando Guntursari nampaknya lebih mengutamakan kenyamanan pengunjung dibanding sekadar mengumbar sudut instagramable.

Ya, ke Bakso Djando Guntursari kan untuk menikmati lezatnya semangkok bakso yang seperti kata Teh Cinta (Atalia Praratya, istri tercinta Ridwan Kamil)

Kuahnya seger ngaldu pisan,

baksonya garing kenyal krenyes serat daging sapi,
mienya juga enak aldente...

Baca juga:
Ramen Imam Bonjol, Pilih Review Jujur atau Tipu-tipu?

Endog Lewo Hingga Pisang Molen, Camilan Favorit untuk Ngonten

8 comments

  1. Aku belum pernah cobain bakso jando mba, karena memang jarang ada di Cirebon, harus diagendakan kalau pergi ke Bandung ya, dari fotopun terlihat enak, lembut baksonya dan kaldunya mantap

    ReplyDelete
  2. Duh.. duh.. langsung ngiler saya ini, Mbak. sejak foto pertama muncul, itu tampak jelas bulatan-bulatan baksonya hahaha. Makanya langsung masuk list nih, kalau saya ke Bandung nanti.

    ReplyDelete
  3. wah pecinta djando nih pasti langsung kabita liat bakso djando ini, kayanya seger, enakeun dan lbh nikmat pakai saus sambal yaaa

    ReplyDelete
  4. Wah, bakso tuh di mana-mana jadi makanan favorit gitu ya. Aku pikir tadi tuh bakso djando tuh sekedar nama gitu. Nggak tahunya, djando tuh salah satu bagian daging sapi ya.

    ReplyDelete
  5. Aku pecinta bakso liat ini langsung nelen ludah. Suamiku pecinta mie ayam. Jadi pas deh. Kunci bakso enak selain baksonya lembut dan juicy ketika digigit ada di kuah kaldu yg gurih. Klo keduanya terpenuhi, udh pasti enak.

    ReplyDelete
  6. Wah, anak-anak mesti tahu ini. Aku suka beli jando mentah di toko online langganan. Buat tumis, buat nasgor ... langsung terasa lezat. Apalagi kalau jadi bakso begitu ya.

    Btw, nama baru untuk jalan-jalan di Bandung memang bikin pusing orang lama seperti kita. Aku juga taunya Jalan Banteng.

    ReplyDelete
  7. Sebagai pencinta bakso harus banget ini cicipi Bakso Djando Guntursari , kelihatannya enak bakso uratnya...dah gitunya menunya juga banyak, siap disave kaa...

    ReplyDelete
  8. Wah bakso jando ini menggoda sekali ya mbak. Wajib banget diicip kalau pas wisata ke bandung. Penampakannya menggoda banget

    ReplyDelete