Resep Banana Muffin Luvita Ho, dan Beda Muffin dengan Cupcake
“Bu, kuenya terlalu manis,” kata seorang tetangga sambil mengembalikan piring.
Deg! Mulut saya terkunci, gak tau harus menjawab apa. Beberapa hari lalu, saya menggunakan piring tersebut untuk mengirim banana muffin yang masih hangat, belum lama keluar dari oven, agar sang tetangga bisa ikut menikmati lezatnya banana cake.
Hehehe…..jangan ngirim harumnya doang kan ya?😀😀
Pastinya kaget dong saat mengetahui sang tetangga ternyata tidak suka. Padahal sebelum mengirim, saya sudah memastikan rasanya. Anak-anak juga sudah menyicip dan bilang: Oke Mah!”
Kok bisa kemanisan ya?
Untuk resepnya, saya menggunakan resep banana muffin anti gagalnya Luvita Ho. Karena Luvita Ho, Devina Hermawan serta para pakar masak lainnya, biasanya mengadaptasi resep internasional, kemudian menyesuaikan dengan bahan pangan lokal dan takaran yang sesuai lidah orang Indonesia.
Menurut Mbak Endang pemilik blog “Just Try and Taste”: “Bahan pangan yang beredar di luar Indonesia umumnya berbeda, contohnya gula yang rasanya lebih manis.”
Dan benar, beberapa kali saya membuktikan. Salah satunya sewaktu mempraktekkan Chocolate Banana Cakenya Stephanie Jaworski dari “Joy of Baking” yang hasilnya terlalu lembab (njemek dalam Bahasa Jawa) dan terlalu manis untuk lidah keluarga saya.
Baca juga:
Resep Chocolate Banana Cake yang Creamy dan Tips Anti Gagal
Ngemil Sehat? Cobalah Chocolate Peanut Butter Banana Bread yang Lezat ini
Daftar Isi:
- Sakit Hati Hasil Masakan Dikritik? Jangan!
- 6 Perbedaan Muffin dengan Cupcake
- Resep Banana Muffin Luvita Ho
Jadi, untuk urusan rasa seharusnya gak ada masalah, ya? Resepnya sudah teruji. Beda halnya apabila yang dikritik adalah penampilan. Hehehe…., saya memang selalu bermasalah dalam penampilan kue, hasilnya sering dedel duwel!
Tapi gak papa dong ya penampilan dedel duwel? Saya kan bukan penjual kue yang dituntut harus membuat produk yang cantik. Untuk dikonsumsi sendiri, cukuplah higienis (termasuk bahan baku berkualitas) dan rasa yang sesuai dengan selera keluarga.
Nah, di sini pointnya! Saya bukan sedang menjual produk!
Penilaian negatif silakan diberikan pada produk yang dibeli, karena dibutuhkan untuk memuaskan pembeli dan meningkatkan penjualan. Tapi hasil masakan rumahan?
Bukankah kritik apapun sebaiknya disimpan aja?
Saya pernah bertandang ke seorang teman dari etnis Minang. Sesampainya di rumah sang teman yang jaraknya cukup jauh, tercium aroma masakan Padang yang membuat air liur menetes.
Spontan mengiyakan dong, ketika sang teman mengajak makan siang yang sudah kesorean.
Ternyata……, masakannya gak sesuai ekspektasi! Rasanya hambar, gak terasa garam dan bumbu yang lain. Gulai ayam yang nampak lezat, didominasi rasa kunyit yang cukup mengganggu.
Namun, saya kan gak boleh bilang:“Uni, ngasih kunyitnya kebanyakan ya?”
Gak sopan dan gak ada manfaatnya. Simpan aja semua kritik. Sang teman memasak untuk keluarganya, dan selera rasa saya berbeda dengan selera keluarga sang teman.
Dan yang wajib diingat, “Ucapan kritik akan melukainya!” Seperti ucapan sang tetangga yang mengkritik banana muffin yang saya buat sebulan lalu. Jengkel banget setiap ingat ucapannya, rasanya pingin menjawab: “Oh ok, jadi lain kali saya gak usah kiram-kirim, ya?
Tapi buat apa? Apa manfaatnya bertengkar dengan tetangga? Saya jadi ingat tulisan Mbak Wati Artanto, seorang blogger kesehatan, yang mengajak kita untuk self love demi menjaga kesehatan mental, bagian dari tubuh kita yang gak nampak, namun sangat vital perannya dalam menjaga kebahagiaan.
Jadi, andai sekarang mau mengirim masakan ke tetangga ya harus ikhlas lillahi ta'ala. Sang tetangga mau memuji atau malah membuang masakan yang saya kirim, ya gak papa. Niatnya ngirim kan bukan untuk minta pujian?
Aha, mending kita bahas tentang banana muffin aja yuk!😊😊
Walau bentuknya mirip, ternyata muffin berbeda dengan cupcake lho. Untuk lebih jelasnya, yuk kita kupas tuntas:
6 Perbedaan Muffin dengan Cupcake
Sebelumnya, kita harus paham dulu perbedaan bread dengan cake/bolu. Dulu saya mengira, bread adalah roti yang terbuat dari adonan tepung dan ragi, sedangkan cake/bolu adalah kudapan yang terbuat dari campuran tepung dan baking soda/baking powder untuk pengembang.
Ternyata bukan seperti itu, bread adalah kudapan yang dicetak dengan menggunakan loyang loaf (loyang roti tawar), teksturnya lebih padat, dan umumnya disajikan sebagai sarapan pagi.
Sementara bentuk bolu/cake lebih bervariasi, bisa bundt (bulat dengan lubang di tengah), bulat, segi empat atau bentuk lainnya, teksturnya lembut dan ringan dan biasa disajikan untuk perayaan, seperti hari ulang tahun, pernikahan serta pesta lainnya.
Muffin
Dikutip dari masterclass.com, muffin adalah:
A muffin is an individual-sized quick bread that rises using baking soda or baking powder instead of yeast.
Atau dengan kata lain, adonan banana muffin yang saya sertakan di bawah ini disebut muffin karena menggunakan loyang muffin. Namanya berubah menjadi “bread”, ketika dicetak dalam loyang loaf.
Cupcake
Sedangkan cupcake menurut masterclass.com adalah:
The name “cupcake” originated from the concept of baking miniature cakes in small cups.
Seperti adonan banana muffin yang berubah nama menjadi banana cake apabila dicetak memakai loyang loaf, adonan bolu/cake yang dicetak dalam cup kecil disebut cupcake.
Lebih jelasnya berikut ini perbedaan Muffin dan Cupcake:
searah jarum jam: muffin (kiri atas), bread (kanan atas) cake (kanan bawah), cupcake (kiri bawah) |
6 Perbedaan Muffin dan Cupcake
Frosting
Umumnya cupcake dihias dengan menggunakan krim kocok yang lembut dan manis. Tidak demikian halnya dengan muffin yang hanya diberi topping crumble, chocochips, atau parutan keju.
Bahan Baku
Jumlah gula dalam komposisi bahan muffin lebih sedikit dibanding cupcake. Gak heran para pegiat pola makan sehat memilih muffin sebagai kudapan. Biasanya mereka akan memakai masu sebagai pengganti gula, saus apel sebagai pengganti minyak sayur atau tepung gandum utuh sebagai pengganti tepung kue atau tepung serbaguna.
Proses Pembuatan
Resep cupcake sering kali menggunakan metode creaming seperti halnya cake/bolu, yaitu dengan mengocok mentega dan gula hingga mengembang, sebelum memasukkan bahan basah dan bahan kering. Hasilnya, adonan akan menjadi lembut dan halus.
Proses pembuatan muffin berbeda. Dimulai dengan mencampur secara terpisah, bahan basah dengan bahan basah lainnya. Di wadah lain, bahan kering disatukan dengan bahan kering lain. Sesudah itu, barulah adonan bahan basah digabungkan dengan bahan kering, sehingga menghasilkan adonan kental yang kurang beraturan.
Rasa
Karena rasanya manis, cupcakes cocok sebagai makanan penutup. Biasanya cupcake diberi topping cokelat, vanila, stroberi, keping cokelat, dan selai kacang.
Sedangkan rasa muffin lebih beragam, bisa manis atau gurih. Seperti banana muffin yang manis, serta corn muffin yang gurih.
Tekstur
Cupcake memiliki tekstur yang lebih ringan dan halus, sementara tekstur muffin lebih tebal dan padat mirip roti.
Dekorasi
Cupcakes lebih dekoratif daripada muffin. Cupcakes kerap mendapat hiasan taburan, permen, pelapis kertas warna-warni, atau desain frosting yang rumit untuk perayaan/pesta
Muffin lebih polos, malah kerap tanpa dekorasi. Karena itu cupcakes cocok disajikan sebagai hidangan penutup, sedangkan muffin lebih bebas, bisa disajikan untuk hidangan penutup, lauk, maupun hidangan pembuka.
Resep Banana Muffin Luvita Ho
“Anti gagal,” kata pemilik resep banana muffin ini, Luvita Ho, sang pemenang Master Chef Indonesia season 4. Sebagai penggemar gadis cantik berpipi chubby ini, saya salut pada sikap konsistennya mengisi konten di channel YouTubenya.
Resep-resepnya pun selalu mudah dibuat, karena setiap bahan dijelaskan demikian pula step by step cara pembuatannya.
Dan saya setuju banget, banana muffin ini anti gagal! Proses pembuatannya mudah, hanya dicampur-campur, cetak dalam loyang, masuk oven, jadi deh!
Sayang, bentuk banana muffin-nya gak sebagus buatan Luvita. Saya pernah bertanya, dan dijawab kemungkinan penyebabnya adalah oven.
Yups, saya belum mengenal betul “sifat oven” yang saya beli beberapa bulan yang lalu ini, sehingga jam terbangnya belum memenuhi syarat untuk menyajikan banana muffin yang cantik.
Gak papa ya? Untuk sementara yang penting rasanya enak! 😀😀😋😋
Bahan-bahan Banana Muffin
- 300 gr pisang, sangat matang!
- 95 gr Mentega tawar, lelehkan
- 25 gr Minyak sayur
- 75 gr gula pasir
- 75 gr brown sugar/gula aren
- 2 butir telur
- 230 tepung serba guna
- 1 sdt baking powder
- 1/4 sdt baking soda
- 2 gr cinnamon powder (kayu manis bubuk)
- 2 jumput garam
- 1/2 sdt vanilla extract
- 100 gr chocolate chip (saya mengganti dengan dark cooking chocolate)
Cara Membuat:
- Panaskan oven 170˚C
- Haluskan pisang dengan memakai garpu. Hasilnya seperti puree yang masih kasar.
- Bahan basah: Tambahkan ke dalam adonan pisang berturut-turut: gula pasir dan brown sugar, minyak dan mentega leleh, telur, garam dan vanilla extract. Campur dengan menggunakan whisked sampai rata, sisihkan.
- Bahan kering: Campur tepung, cinnamon powder, baking soda, baking powder sampai rata, kemudian saring.
- Masukkan bahan kering ke dalam bahan basah secara bertahap. Aduk sampai menjadi adonan yang kental dengan memakai spatula.
- Tambahkan chocochips ke dalam adonan banana muffin, campur rata. masukkan ke dalam cetakan, beri hiasan chocochips, kemudian panggang selama kurang lebih 20-25 menit, tergantung oven yang digunakan.
Hasilnya? Yummy ……. 😋😋
Baca juga:
Resep Caramel Cake, Bolu Sophisticated Asli Indonesia
jadi tahu perbedaan Muffin dan Cupcake dan saya juga jadi tahu betapa rumitnya menakar resep ini. Saya cuma mampu membuat bolu jadul itupun kadang bantat Buuu kapan2 ajari aku cara bikin Muffin ya buuu pengin nyicipin ih lihatnya menggoda Muffin nya Bu.
ReplyDeleteAlamaaaak...., jadi selama ini aku salah donk ya Ambu, kukira yang kumakan dengan cara dimixer lalu dioven dah deh namanya roti atau cake aja wuakakak *lempar sandal. Ternyata oh ternyata turunannya ada lagi. Baca artikelnya Ambu selain tahu resep anti gagal juga tahu ilmu per-baking-an euy
ReplyDeleteBener banget. Selera kita sama tetangga itu nggak sama. Jadi, daripada mengkritik mending ya diam saja. Sudah untung kita dikasih. Bukannya cuma disuruh nyium aromanya doang. Hehehe
ReplyDeleteSaya termasuk tim yang gak peduli nama. Yang penting enak dan kenyang, hehehe... Saya mah lebih suka muffin karena porsinya pas. Lebih suka bread karena teksturnya lembut dan bisa dipadupadankan dengan aneka selai...
ReplyDeleteKalau sekilas lihat gambar, bisa kejebak mana yang muffin dan cupcake. Tapi pas dijelaskan terkait rasa manisnya, baru engeh kalau daku seringnya makan cupcake bukan muffin hehe
ReplyDeleteWah, dari postingan ini saya belajar ilmu ikhlas 😆👌 makasiii Ambu.memang begitulah seni bertetangga ya.
ReplyDeleteMalah ada lho tetangga (lain RT) yg sering buang kiriman makanan dari tetangganyaaa, lantaran curiga kalo mau disantet 😑😑😑
Btw, resepnya siap aku praktekiinnnn
Celutukan seperti di atas termasuk yang membuat 'keder' kalau mau berbagi-bagi masakan yang dibuat untuk selera keluarga. Yang seperti saya, memasak membutuhkan effort, kalau mendengar komplain gitu, auto lemas dan makin malas masak. Saya pernah dibilang kalau agarnya bau telur, tapi nambah. Kan bikin kesel. Bertatangga memang beragam ya, Ambu.
ReplyDeleteJadi tau beda muffin dan cupcake. Makasih, Ambu.
Penting banget mengenal berbagai jenis loyang mba. Wkwkwkwk. Yes, saya paling gampang bedain keduanya dari dekoratifnya itu. Cupcake itu bisa dibikin bentuk dan topping yang lucu-lucu, warna-warni.
ReplyDeleteSaya jujur, saya tidak bisa bikin kue, cupcake, muffin, apa pun. Saya enggak pernah diajarkan ibu saya di rumah karena ibu saya orang padang, jarang masak kue, seringnya masak rendang. Jadi, saya sering banget mengiri melihat teman-teman yang jago banget bikinin kue dan cake untuk anak-anaknya.
Eeh, ternyata ada bedanya ya Muffin dan Cupcake itu, baru tau. Cus lah nyobain resep Muffin ini buat jadi cemilan anak-anak
ReplyDeleteSaya baru tahu nih beda muffin dan cupcake tapi tetap saya suka keduanya soalnya yummy, pengen sih one day saya bikin muffin, saya coba resepnya ya ambu🤩
ReplyDeleteLah iya yaa, mbaca ini baru ikut kepikiran kalau muffin dan cupcake itu mirip sekali.
ReplyDeleteKalau ngga tau pasti saya nyebutnya cupcake aja semua.
Dan kalau disuruh bedakan lewat rasa saya sudah pasti gagal, hahaa
Saya tim tinggal makan, jadi kalau punya tetangga baik suka ngasi makanan mana ada waktu buat julid. Harusnya bersyukur...
Kebayang aroma banana muffin yang baru diangkat dari oven. Pasti menguar aroma chinnamon dam gula aren yang bikin ngiler banget.
ReplyDeleteKalau muffin dan cupcake beda di penggunaan bahan dan olahannya ya, jadi inget banana cake juga bahannya pisang juga, tapi tetap beda namanya.
Mpo suka muffin deh soalnya gula sedikit dan Mpo sendiri penderita diabetes
ReplyDeleteTernyata emang beda ya antara muffin dan cupcake. Anak-anak saya doyannya cupcake, mungkin karena sering kali dihias lucu. Sedangkan saya tuh sukanya muffin, terutama cokelat maupun keju. Malah ga begitu suka cupcake, karena belum merasa cocok aja sama rasanya.
ReplyDeletePenjelasannya sangat gamblang dan bisa dimengerti. Dulu saya kira kalau cake ya wajib ada telurnya. Ternyata enggak. Dulu juga saya kira muffin dan cupcake sama, ternyata ada beda yang jelas.
ReplyDeleteDikritik itu memang menyakitkan kak. Apalagi terang terangan ngritiknya. Melatih kesabaran sih. Btw aku gak tahu loh bedanya muffin sama capcake. Baru tahu dari artikel ini. Thanks kak
ReplyDeleteYang penting mah enak dimakan ya buuunn haha.
ReplyDeleteKalau saya yang paling gampang membedakan muffin dan cupcae ya krn ada froasting di atasnya cupcake tu, Kalau muffin menurut saya lebih tebel dan ada kyk taburan kacang2an gtu di atasnya walau gak semua y sih ya. Tapi dua2nya kalau dikasi gak nolak haha
Btw terima kasih resepnyaaa.
Cake dan bolu pisang tuh favoritnya anak-anak saya Mbak Maria. Setiap traveling makanan jenis ini yang duluan saya pilih untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Ingat dulu almarhumah mertua rajin banget bikin bolu pisang. Terutama saat tahu kalau cucu-cucunya mau datang dari Jakarta. Jadi produk dengan ingredients pisang tuh sudah jadi memori yang apik buat saya sekeluarga
ReplyDeleteAku suka dengan kue yang aestetik dan manis.
ReplyDeleteHehhe, jadi pingin pindah deket rumah Ambu nih.. biar bisa dikirimin kue sekaligus belajar baking.
Ambu jagoan banget re-cook dari resep-resep gini.. Kalau ditanya pernah gagal gak Ambu?
Aku suka banget kue manis. Jadi favorit aku tuh semua kue manis kaya muffin, cupcakes, brownies, dan kawan-kawan lainnya.
Udah biat jugaa mba... Pas buat kue berhasil itu jadi nagih ya . Apalagi kalau anak2 suka...
ReplyDeleteAku suka di mix pakai kurma juga mba,, cobain deh
Tetangganya saking sayang sama mbak jadi seenaknya ceplas ceplos ya, hihi. Saya juga pernah ngasih kue bolu kukus pisang bikinan sendiri ke tetangga, anaknya sih yang protes, katanya gak enak, wkwk kaget juga sih, tapi ya udah bener kata mbak, ikhlas aja anggap sebagai kritik toh kota gak jualan
ReplyDeleteBerarti yg aku suka mufrin, bukan cupcake. Ga terlalu suka kue dengan frosting di atasnya 😅
ReplyDeleteNaaah setuju mbaaa. Kalo memang makanan itu dijual, bolehlah kita kasih kritik membangun ttg rasanya. Tapi kalo hanya pemberian dari orang, ya aku pun milih diam. Kenapa harus mengkritik. Toh dia ga tanya juga kan. Kecuali dia minta pendapat kita soal rasanya . Ga usah bikin kecil hati orang yg udah berbuat baik lah